Pendidikan Kewarganegaraan
Identitas Nasional
(Identitas Suku Batak Masa Kini)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Ade Yannetri Sianturi
214 333 1001
Pendidikan Bahasa Perancis
Fakultas Bahasa dan Seni
UNIMED 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya berbeda antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari Negara-negara lainnya. Pengertian identitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri atau keadaan khusus atau jati diri. Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka dilahirkan.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi seperti saat ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara lain. Jangan sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain, sehingga kita terlena dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan dan tidak mau mengenal identitas bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah mengenal dan mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri. Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif dan enggan untuk mengembangkan dan mengoptimalkannya.
Oleh karena itu dalam paper ini saya akan membahas tentang identitas suku batak, khususnya suku saya, yang mulai menghilang tergerus zaman di Era Globalisasi ini.
Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari identitas nasional?
2. Mengapa identitas suku batak mulai menghilang?
3. Bagaimana perkembangan suku batak?
4. Seperti apa suku batak saat ini?
5. Mengapa suku batak di era modern tidak menggunakan adat istiadatnya saat acara pernikahan atau acara sakral lainnya?
6. Apa yang membuat suku batak masa kini tidak melakukan adatnya?
7. Apa saja upacara-upacara adat suku batak?
8. Bagaimana cara mengatasi hilangnya identitas suku Batak?
9. Apa yang dapat menyebabkan Identitas Suku Batak mulai menghilang?
10. Mengapa Orang Batak zaman modern jarang menggunakan arsitektur Suku Batak pada rumahnya?
Tujuan
Mengetahui apa defenisi identitas nasional.
Mengetahui alasan dibalik mulai menghilangnya identitas suku batak masa kini
Mengetahui seperti apa perkembangan suku batak
Mengetahui seperti apa suku batak saat ini
Mengetahui apa yang membuat suku batak di era modern tidak menggunakan adat istiadatnya saat acara pernikahan atau acara sakral lainnya.
Mengetahui alasan apa yang membuat suku batak masa kini tidak melakukan adatnya.
Mengenal jenis-jenis upacara adat suku batak
Mencari solusi bagaimana cara mengatasi hilangnya identitas suku Batak
Mengetahui penyebab Identitas Suku Batak mulai menghilang
Mengetahui alasan mengapa Orang Batak zaman modern jarang menggunakan arsitektur Suku Batak pada rumahnya
Manfaat
Manfaat penulisan paper ini adalah agar mahasiswa suku batak masa kini bisa lebih mengenal budaya nya sendiri. Terutama bagi mahasiswa suku batak yang lahir dan tinggal dikota metropolitan yang penduduknya bersifat heterogen.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Identitas Nasional Menurut Para Ahli
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley, Identitas Nasional merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik seperti ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa lain, dan sebagainya.
Menurut Koerniatmante Soepraptowiro secara hukum peaturan tentang kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Identias Nasional adalah ciri-ciri atau keadaan khusus atau jati diri.
Unsur Pembentuk Identitas Nasional
Suku bangsa
Adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa. indonesia memiliki sekitar 350 suku.
Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Kebudayaan
Adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat- perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Bahasa
Merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman bahasa terbanyak di dunia. Indonesia memiliki lebih dari 746 bahasa daerah.
“Melalui bahasa kita bisa membuat peta budaya dan wilayah NKRI. Ini suatu senjata paling kuat, yaitu peta budaya, bukan hanya peta wilayah,” kata Kepala Pusat Bahasa Depdiknas, Dr Dendy Sugondo di Jakarta, Rabu (22/10)
Kebanyakan, bahasa daerah, terutama yang kecil-kecil komunitasnya, turun temurun secara lisan. Akibatnya, setelah penutur aslinya tidak ada, bahasa tersebut hilang. Sementara tidak semua daerah memiliki dokumentasi secara tertulis, katanya. Selain itu, lanjut Dendy, terdapat juga beberapa bahasa daerah yang terancam punah. Bahasa-bahasa tersebut terutama yang memiliki penutur di bawah 100 orang.
Fungsi Identitas Nasional
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
Tujuan Identitas Nasional
Identitas nasional yang dimiliki oleh setiap negara memiliki tujuan yang hampir sama. Tujuan utama adanya identitas nasional adalah untuk menciptakan rasa nasionalisme yang tinggi pada masyarakat, sehingga tercipta negara yang utuh dan rukun. Semakin tinggi rasa nasionalisme suatu bangsa mencerminkan semakin kuat identitas nasional yang dimiliki negara tersebut. Nasionalisme dalam suatu negara tentu sangatlah penting dan harus dipertahankan untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara.
Selain untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, hal lain yang menjadi tujuan Identitas nasional adalah agar tercipta jati diri suatu bangsa. Bangsa akan dihargai oleh negara ataupun bangsa lain jika bangsa tersebut memiliki jati diri yang kuat yang tercermin dalam identitasnya, yaitu identitas nasional. Karena identitas nasional merupakan suatu identitas yang mewakili seluruh bangsa dalam suatu negara. Jati diri dan nasionalisme merupakan tujuan penting adanya identitas nasional.
Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Proses pembentukan sebuah bangsa memerlukan identitas yang dapat menyatukan keberagaman sebuah bangsa. Dan identitas nasional mempunyai berbagai faktor-faktor pendorong dalam pembentukannya, meliputi primordial, sakral, tokoh, sejarah, bhinneka tunggal ika, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Surbakti, 1999).
1) Primordial
Faktor ini meliputi kekerabatan yang dilandasi oleh faktor kesamaan darah atau keluarga, kesamaan suku bangsa, dan juga kesamaan asal, bahasa, ataupun adat istiadat. Dengan faktor-faktor tersebut masyarakat dapat membentuk suatu bangsa-negara. contohnya adalah Bangsa Yahudi yang bersatu membentuk negara Israel.
2) Sakral
Faktor ini dapat berupa agama atau ideologi yang dianut oleh masyarakat paada suatu negara. Contohnya adalah agama Katholik yang mampu menciptakan beberapa negara di Amerika Latin, kemudian ideologi komunisme yang mengikat negara Uni Soviet.
3) Tokoh
Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsanegara. Contohnya adalah Mahatma Ghandi di India, Yoseph Broz Tito di Yugoslavia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, dan Ir. Sukarno (Bung Karno) di Indonesia.
4) Sejarah
Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu yang menderita akibat penjajahan menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan dan solidaritas warga masyarakat yang tinggi, sehingga melahirkan tujuan yang sama untuk membentuk negara. Contoh : Indonesia.
5) Bhinneka Tunggal Ika
Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat-istiadat, ras, dan agama, dapat membentuk organisasi besar berupa negara. Contoh : Republik Indonesia.
6) Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan, dan akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Contohnya adalah negara-negara di Amerika utara dan Eropa barat.
7) Kelembagaan
Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan dan politik yang baik, yang melayani warga
tanpa membeda-bedakan asal-usul, suku, agama, ras, dll. dapat mempersatukan orang
orang sebagai suatu bangsa.
Apa saja yang termasuk dalam identitas nasional?
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, karena di Indonesia ada berbagai macam bahasa daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai bagian dari khas daerah masing-masing.
Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih memiliki arti tersendiri, yakni merah yang artinya berani dan putih yang artinya suci.
Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya yang diciptakan tahun 1924 pertama kali dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah Pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “Lagu Kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya.
Lambang Negara yaitu Pancasila
Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia, sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia.
Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara. Sesuai dengan pembukaan UUD 1945, Pancasila disebutkan sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Ditinjau dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asa yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat.
Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
BAB III
IDENTITAS SUKU BATAK
Sekilas Sejarah
Batak merupakan satu istilah yang digunakan untuk kumpulan suku yang terdapat di daratan tertinggi di Sumatera Utara, Suku Batak berasal dari keturunan Raja Batak.
Suku batak termasuk suku bangsa melayu tua yang berasal dari indocina atau hindia belakang, nenek moyang orang batak berasal dari utara berpindah ke Filipina dan berpindah lagi ke Sulewesi Selatan, berlayar hingga akhirnya menetap di pelabuhan barus, kemudian bergeser ke pedalaman dan menetap dikaki gunung pusuk buhit, di tepi pulau samosir, tempat asal usul peradaban suku batak.
Keturunan suku batak berasal dari hindia muka (india), pindah ke burma, kemudian ke tanah genting Kera di Utara Malaysia. Berlayar sampai ke tanjung balai batubara dan di pangkalan brandan atau kuala simpang di aceh dari sana naik ke pedalaman danau toba
Suku batak termasuk dalam rumpun proto-melayu yang berasal dari Asia selatan yakni dari burmayang berlayar sampai malaysia, menyeberang dan menghuni daerah sekitar danau toba.
Jenis Suku Batak
Suku bangsa batak yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur di Sumatera Utara.
Jenis-jenis suku batak :
1) Batak toba
2) Batak karo
3) Batak pakpak
4) Batak simalungun
5) Batak angkola
6) Batak mandailing
Identitas Suku Batak
Kebudayan
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional.Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global.Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
Musik
Toba Kuno di jaman dinasti Tuan Sorimangaraja (Pahompu-nya Si Raja Batak) Berawal dari musik Raja-raja.Bukan musik untuk Raja, tetapi musik yang dimainkan oleh Raja. Musik Batak awalnya diciptakan untuk upacara ritual yang dipimpin pada Datu (dukun) pada masa itu untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada Mula Jadi Nabolon.
Batak untuk ritual ini adalah yang disebut Gondang Sabangunan yang terdiri dari 5 Ogung, 5 Gondang, Sarune Bolon lubang 5. Namun para Rakyat juga ingin main musik, maka berkembanglah musik batak ini di kalangan rakyat dengan format Taganing, Garantung, Hasapi, Seruling dan Sarune Etek. Dengan alat-alat musik inilah tercipta banyak sekali lagu rakyat yang bernuansa pentatonis (Do Re Mi Fa Sol, kadang2 ada juga La) dan susunan nada (licks)-nya sangat khas tidak didapati di musik suku lain.
Tarian
Seni tari tradisional meliputi berbagai jenis.Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan.tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu.Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat.Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Kerajinan
Tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami.Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Bahasa Batak Toba
Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang terutama dipertuturkan di daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli utara, dan Toba samosir, sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak Toba, yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba.Penulisan bahasa ini dalam sejarahnya pernah menggunakan aksara Batak, namun saat ini para penuturnya hampir selalu menggunakan aksara Latin untuk menuliskannya.
Gorga Batak Toba
Gorga Batak Toba adalah kesenian ukir ataupun pahat yang biasanya terdapat pada bagian luar (eksterior) rumah adat Batak Toba dan alat kesenian (gendang, serunai, kecapi), dan lain sebagainya.
Gorga dapat disebut sebagai corak atau motif yang tidak hanya dipahat/diukir tapi juga dilukis, dan pada umumnya Gorga Batak hanya menggunakan cat tiga warna : merah, hitam, dan putih. Gorga ada dekorasi atau hiasan yang dibuat dengan cara memahat kayu, namun sekarang ini sudah sebagian direlif dengan Semen pada rumah-rumah batak permanen dan kemudian mencatnya dengan tiga macam warna.
Merah : Melambangkan kecerdasan dan wawasan yang luas
Putih: melambangkan kejujuran yang tulus sehingga lahir kesucian
Hitam : melahirkan kewibawaan yang bersifat pemimpin.
Warna yang tiga macam ini disebut tiga bolit. Bahan-bahan untuk Gorga ini biasanya kayu lunak yaitu yang mudah dikorek/dipahat. Biasanya nenek-nenek orang Batak memilih kayu ungil atau ada juga orang menyebutnya kayu ingul. Kayu Ungil ini mempunyai sifat tertentu yaitu antara lain tahan terhadap sinar matahari langsung, begitu juga terhadap terpaan air hujan, yang berarti tidak cepat rusak/lapuk akibat kena sengatan terik matahari dan terpaan air hujan. Kayu Ungil ini juga biasa dipakai untuk pembuatan bahan-bahan kapal/perahu di Danau Toba.
Nasib Rumah Bolon Masa Kini ?
Rumah bolon adalah rumah adat suku batak di Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah bolon adalah merupakan tempat tinggal raja-raja di Sumatera Utara, dimana tercatat ada 14 raja antara lain : Pagultop-ultop 1624-1648; Ranjinman (1648-1669), Nanggaraia (1670-1692), Butiran (1692-1717), Bakkararaja (1738-1738), Baringin (1738-1769), Bona Batu (1769-1780), Raja Ulan (1781-1769), Atian (1800-1825), Horma Bulan (1826-1856), Raondop (1856-1886), Rahalim (1886-1921), Karel Tanjung (1921-1931) dan Mogang (1933-1947).
Rumah Bolon terdiri dari beberapa jenis, dan rumah adat yang dapat ditemukan di masyarakat batak yaitu Rumah Bolon Toba, Rumah Bolon Simalungun, Rumah Bolon Karo, Rumah Bolon Mandailing, Rumah Bolon PakPak dan Rumah Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai cirri khasnya masing-masing. Sayngnya, rumah bolon saat ini jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah bolon bahkan sulit ditemukan.
Kini rumah bolon menjadi rumah adat dan menjadi objek wisata di Sumatera Utara. Meski saat ini masyarakatnya membangun rumah dengan gaya baru, tapi tidak meninggalkan tradisi rumah adat. Terlihat dari bangunan-bangunan baru yang berdiri masih menggunakan konsep rumah Bolon. Hendaklah kita melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita yang diwariskan kepada kita dan anak cucu kita.
Eksistensi Identitas Suku Batak Saat Ini
Eksistensi Identitas Suku Batak di zaman yang modern ini tampaknya mulai mengalami kemerosotan. Seperti yang kita ketahui dari ke-6 Identitas Suku Batak yang paling terkenal, mulai jarang diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari suku batak di era yang modern ini. Generasi muda batak yang lahir di zaman ini mungkin saja terkena imbasnya, seperti tidak mengetahui dan mengenal identitas suku nya sendiri.
Mungkin saja mereka tidak mengetahui seperti apa bentuk ulos, seperti apa silsilah marga nya, seperti apa kebudayaannya, seperti apa alat musik tradisional, seperti apa rumah tradisionalnya dan seperti apa pakaian tradisionalnya jika kita generasi sekarang tidak mulai menghargai dan mengenakan semua identitas tersebut sebagai kebanggaan tersendiri.
Ada saja faktor yang bisa membuat hal ini terjadi, salaah satunya adalah faktor ketidakpedulian. Ketidakpedulian awalnya adalah tidak adanya rasa menghargai akan sesuatu. Jika ketidakpedulian terus menerus dilakukan maka satu persatu kebudayaan itu bisa saja punah.
Suku Batak zaman kini memang jarang menggunakan identitasnya apalagi jika dia adalah orang perkotaan dan tinggal di kota yang besar. Sesuatu yang canggih dan modern lebih bagus untuk diaplikasikan dalam kehidupan nya sehari-hari dibandingkan sesuatu yang klasik dan otentik dari sukunya sendiri. Jika dia adalah suku batak yang tinggal di pedesaan mungkin dia masih menghargai sedikit identitasnya, seperti menggunakan rumah tradisional nya, namun itupun jika dia tinggal di desa bagian pedalaman yang masih kental dengan budaya nya sendiri.
BAB IV
PERKEMBANGAN SUKU BATAK
Sistem Pengetahuan Dan Teknologi
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan.Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran.Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.
Selain itu juga terdapat hirarki pembentukan sebuah kampung atau huta yang dimulai dari kelompok terkecil yaitu klan keluarga, huta, kemudian bius sebagai kelompok yang terbesar. Orang Batak memiliki kegemaran dan keahlian mengukir sejak lama. Hal ini dapat dilihat dari beberapa contoh bentuk peninggalan perhiasan yang ditemukan oleh para ahli. Material yang diukir adalah kayu dan juga logam. Perhiasan tersebut biasanya digunakan oleh para tetua atau keluarga pemimpin.
Peninggalan perhiasan seperti ini juga dapat menunjukkan tingginya kemampuan teknologi yang telah berkembang pada masa itu. Selain perhiasan, masyarakat orang Batak juga menggunakan ukiran dari kayu yang disebut sebagai Gorga. Masing-masing gorga memiliki nama dan makna tersendiri serta bentuk yang khas. Penggunaan gorga ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang telah ada sejak lama. Aturan tersebut menyangkut ketepatan pemaknaan dan penggunaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hingga sekarang orang Batak juga masih tetap menekuni kegemaran mengukir seperti ini namun jumlah peminat dan yang memiliki keahlian untuk mengukir sudah sangat terbatas jumlahnya.
Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat Batak Toba saat ini bermata pencaharian sebagai petani, pedang, nelayan, pegawai, wiraswasta dan pejabat pemerintahan. Dalam berwiraswasta bidang usaha yang banyak dikelola oleh masyarakat adalah usaha kerajinan tangan seperti usaha penenunan ulos, ukiran kayu, dan ukiran logam. Saat ini sudah cukup banyak juga yang memulai merambah ke bidang usaha jasa. Masyarakat tradisional Batak Toba bercocok tanam padi di sawah dan juga mengolah ladang secara berpindah-pindah.
Pengelolaan tanaman padi di sawah banyak terdapat di daerah selatan Danau Toba.Hal ini disebabkan oleh daerah tersebut adalah dataran yang landai dan terbuka sehingga memungkinkan untuk bercocok tanam padi di sawah. Sedangkan ladang banyak terdapat di daerah utara (Karo, Simalungun, Pakpak, dan Dairi). Kawasan ini berhutan lebat dan tertutup serta berupa dataran tinggi yang sejik sehingga mengakibatkan lahan ini lebih memungkinkan untuk pengolahan ladang. Jika anda mendengar daerah Karo sebagai peghasil sayuran dan buah yang potensial, ini adalah salah satu dampak positif yang dihasilkan oleh keberadaan bentuk lahan tersebut.
Sebelum teknologi pengolahan pangan mencapai daerah tano Batak, hasil pengolahan tanaman padi di sawah hanya dapat menghasilkan panen satu kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan oleh pengolahan tanah yang tidak begitu baik, irigasi yang terbatas dan juga tanpa penanganan tanaman yang terampil. Demikian halnya dengan hasil pengolahan tanaman di ladang, hanya dapat menghasilkan panen satu hingga dua kali saja lalu kemudaian lahan tidak dapat digunakan lagi. Kemudian ladang tersebut akan ditinggalkan dan berpindah ke ladang yang baru. Ada pula beberapa komoditi unggulan yang menjadi kelebihan suatu daerah. Seperti hasil panen utama dari daerah Simalungun dan Mandailing adalah jagung dan ubi kayu, serta beragam sayuran. Dari daerah Pakpak yang menjadi komoditi unggulannya adalah kemenyan dan kapur barus. Bayangkan betapa kayanya tano Batak ini.Saat ini masyarakat Batak sudah banyak yang mengolah padi hibrida di sawah mereka, tentunya orang Batak tidak mau ketinggalan dari yang lainnya.
Peralatan Hidup
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang).Peralatan hidup lainnya yaitu kain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.
Kesenian
Orang Batak dikenal dengan sebagai masyarakat pecinta seni dan musik. Hampir semua sub suku memiliki jenis kesenian yang unik dan berbeda dari sub suku lainnya. Kesenian orang Batak Toba sendiri cukup beragam mulai dari tarian, alat musik dan jenis-jenis nyanian.
Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Benda sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi: “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong", yang artinya jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama.Secara harfiah, ulos berarti selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin. Menurut kepercayaan leluhur suku Batak ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos. Dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Beberapa jenis ulos yang dikenal dalam adat Batak adalah sebagai berikut:
Ulos Ragidup
Ragi berarti corak, dan Ragidup berarti lambang kehidupan. Dinamakan demikian karena warna, lukisan serta coraknya memberi kesan seolah-olah ulos ini benar-benar hidup. Ulos jenis ini adalah yang tertinggi kelasnya dan sangat sulit pembuatannya. Ulos ini terdiri atas tiga bagian; dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu bagian tengah yang ditenun tersendiri dengan sangat rumit. Ulos Rangidup bisa ditemukan di setiap rumah tangga suku batak di daerah-daerah yang masih kental adat bataknya. Karena dalam upacara adat perkawinan, ulos ini diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada ibu pengantin lelaki.
Ulos Ragihotang
Hotang berarti rotan, ulos jenis ini juga termasuk berkelas tinggi, namun cara pembuatannya tidak serumit ulos Ragidup. Dalam upacara kematian, ulos ini dipakai untuk mengafani jenazah atau untuk membungkus tulang belulang dalam upacara penguburan kedua kalinya.Ulos Sibolang
Disebut Sibolang sebab diberikan kepada orang yang berjasa dalam mabolang-bolangi (menghormati) orang tua pengantin perempuan untuk mangulosi ayah pengantin laki-laki pada upacara pernikahan adat batak. Dalam upacara ini biasanya orang tua pengantin perempuan memberikan Ulos Bela yang berarti ulos menantu kepada pengantin laki-laki.Dari besar kecil biaya pembuatannya, ulos dapat dibedakan menjadi dua bagian:
Pertama, Ulos Na Met-met; ukuran panjang dan lebarnya jauh lebih kecil daripada ulos jenis kedua. Tidak digunakan dalam upacara adat, hanya untuk dipakai sehari-hari.
Kedua, Ulos Na Balga; adalah ulos kelas atas. Jenis ulos ini pada umumnya digunakan dalam upacara adat sebagai pakaian resmi atau sebagai ulos yang diserahkan atau diterima.
Biasanya ulos dipakai dengan cara dihadanghon; dikenakan di bahu seperti selendang kebaya, atau diabithon; dikenakan seperti kain sarung, atau juga dengan cara dililithon; dililitkan dikepala atau di pinggang.Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang.
Bahasa
Dalam, kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang batak menggunakan beberapa logat, ialah : logat karo (yang dipakai oleh orang Karo), logat pakpak (yang dipakai oleh Pakpak), logat simalungun (yang dipakai oleh Simalungun), logat toba ( Yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing).
Orang Batak adalah salah satu suku dari sedikit suku di Indonesia yang memiliki aksara sendiri yaitu aksara Batak. Walaupun masing-masing sub suku Batak juga memiliki jenis huruf yang berbeda-beda akan tetapi kemiripan masing-masing huruf tersebut masih dapat dimengerti oleh masing-masing sub suku lainnya. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Batak juga mememiliki kemiripan antara satu sub suku dengan sub suku lainnya.
Sehingga tidak mengherankan apabila satu orang Batak dapat menguasai beberapa jenis bahasa Batak sekaligus. Dari struktur penyusunan dan pengucapan bahasa, terdapat 2 kelompok utama :
· Bahasa Toba serta logat Angkola dan Mandailing yang serumpun (kelompok
bahasa selatan).
· Bahasa Karo, bersama logat Dairi dan Pakpak yang serumpun (kelompok
bahasa utara).
Sedangkan bahasa yang dipakai di Simalungun merupakan perpaduan kedua kelompok bahasa tersebut di atas. Dari keenam sub suku yang ada bahasa Batak Toba adalah bahasa yang paling banyak digunakan. Dalam beberapa hasil penelitian disebutkan bahwa bahasa maupun tulisan aksara Batak banyak mendapat pengaruh dari India yaitu bahasa Sanskerta. Pengaruh tersebut diyakini masuk melalui kebudayaan Hindu Jawa atau Hindu Sumatera. Sebagai contoh dalam bahasa Batak Toba, purba diartikan sebagai arah mata angin utara demikian halnya dalam bahasa sansekerta India. Entah dimana letak kebenarannya, apakah orang Batak adalah penerus dari orang India yang bermigarasi ke Tano Toba atau sebaliknya, saat ini belum ada kesimpulan yang pasti untuk itu.
Dalam bidang sastra, dapat ditemukan beberapa jenis hasil karya sastra yang berkembang dalam masyarakat Batak Toba, diantaranya adalah mitos, sajak, mantera-mantera, doa dukun (tonggo-tonggo),pantun nasihat/umpasa-umpasa, senandung/ andung-andung serta teka-taki/huling-hulingan atau hutinsa serta beragam turi-turian/ cerita rakyat. Dari sekian banyak mitos dan turi-turian/ cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, kisah yang paling banyak dikenal adalah kisah penciptaan manusia pertama yang diyakini berasal dari turunan Debata Mulajadi Na Bolon. Dikisahkan Debata Mulajadi Na Bolon adalah dewa tertinggi dalam mitologi Batak.
Karena dalam dialek Batak tidak mengenal huruf c, y, dan w sehingga dewata berubah menjadi debata atau nama Carles dipanggil Sarles, hancit (sakit) dipanggil menjadi hansit.Dari pengamatan penulis, setiap kata atau istilah Sansekerta yang memiliki huruf w, kalau masuk ke dalam Bahasa Batak akan diganti menjadi huruf b, atau huruf yang lain.
· Istilah-istilah Sansekerta yang diserap dalam bahasa Batak:
Purwa ; Prba ; Timur * Wajawia ; Manabia ; Barat Laut
Wamsa ; Bangso ; Bangsa * Pratiwi ; Portibi ; Pertiwi
Swara ; Soara ; Suara * Swarga ; Surgo ; Surga
Tiwra ; Simbora ; Perak
Masuknya Islam
Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sebagai orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir.Masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak. Pada masa Perang Paderi di awal abad ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola.
Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak dapat mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada akhirnya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur
Agama Kristen
Ketika pekabaran Injil sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di Tanah Batak (Utara). Kawasan ini masih sangat tertutup seperti dikelilingi kabut misteri. Suku Batak Toba yang mendiaminya tetap asyik dengan kehidupan sosial yang dicengkeram agama suku, masih pele begu, peradaban yang cenderung primitif karena hidup dalam permusuhan, perbudakan, penculikan, perampokan, perjudian, dan kanibalisme. Maka istilah “Jangan coba-coba mendekati orang Batak” memaksa Burton dan Ward menarik langkah mereka mundur dari Tanah Batak saat berkunjung Juli 1824. Burton dan Ward adalah utusan Babtist Church of England, tercatat sebagai misionaris pertama yang mengunjungi Tanah Batak.
Secara umum Pekabaran Injil di dunia adalah mengkuti pembukaan segala benua melalui gerakan imperialisme dan kolonialisme. Maka, tak heran apabila mesionaris perintis di Tanah Batak tertahan di Sipirok dan Angkola yang sudah masuk dalam penaklukan Belanda, belum masuk ke Tanah Batak sebelum daerah itu betul-betul masuk dalam kekuasaan Belanda .
Setelah Burton-Ward dan Munson-Lyman, misionaris perintis lain yang menyusul adalah Gerrit van Asselt. Dia diutus Ds Wetteven dari kota Ermello, Belanda, tiba di Sumatra Mei 1856 dan berpos di Sipirok ,1857. Organisasi yang megirimkan Gerrit van Asselt sangat kecil, bahkan dalam buku Sejarah Gereja, karangan Dr.H .Berkog dan Dr. IH Enklar sama sekali tidak disebut-sebut. Ada yang mencatat Zending Ermello berada di bawah naungan Nederlandse Zendingsvereniging (NZV). Akan tetapi, karena NZV baru berdiri pada tahun 1856, besar kemungkinan Zending Ermello berada di bawah naungan Nederandse Zending-Genootschap (NZG) yang berdiri pada tahun 1797, sebuah organisasi Zending dari mana NZV berasal.
Koster dan van Dalen ditempatkan di Pargarutan. Van Dallen kemudian pindah ke Simapilapil. Dammerbooer jadi opzichter di sekolah Belanda sebelum ke Huta Rimbaru dan masuk ke Mission Java Komite. Gerrit van Asselt sendiri pada 31 Maret 1961 membaptis orang Batak Kristen pertama, Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon di Sipirok.
Semangat Pekabran Injil de Eropah tak lagi tergantung pada kerjasama suatu Gereja dengan pemerintahnya yang melakukan kolinialisasi ke berbagai benua. Di Jerman, di tepi sungai Zending. Rheinische Missionsgesellschaft (RM) yang berdiri pada tahun 1818 mengutus misionaris ke daratan luas dan suku-suku bangsa besar di Afrika dan Tiongkok, termasuk ke Indonesia yang berada di bawah penguasaan Belanda.
Pemindahan Zending dari Kalimantan ke Tanah Batak terkait dengan penugasan pimpinan RM, Inspektur Dr.Friedrich Fabri kepada misionaris yang tertahan di Batavia akibat Perang Banjar, pada tahun 1860. Ketika itu Febri berkunjung ke Amsterdam, Belanda. Dia sangat tertarik pada dokumen van der Took mengenai suku Batak Toba yang ditelitinya pada tahun 1849. Fabri mengutus Hoefen mengunjungi Tanah Batak, dan berdasarkan laporan Hoefen RM menugaskan dua misionaris, Klammer yang bertahan di Batavia dan Heine yang langsung didatangkan dari Barmen, ke Tanah Batak. Keduanya tiba di Sibolga 17 Agustus 1961 dan memilih Sipirok sebagai pos utama. Heine dan Klammer tinggal melapor ke residen Tapanuli di Sibolga karena Fabri sudah lebih dahulu meminta izin atas penugasan kedua misionaris itu ke pemerintahan Belanda.
Ingwer Ludwig Nommensen (1834-1918) merupakan tokoh sentral Pekabaran Injil di Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai “Rasul Batak” yang menjadikan suku Batak Toba menjadi suku bangsa maju.
Dia menginjakkan kaki di Barus Juni 1862, ditempatkan oleh rekan-rekan pendahulunya di Parausorat Desember 1862, lalu menginjakkan kaki di Silindung November 1863. Pekerjaan di perbatasan, menurutnya tidak memadai karena dominan penduduknya sudah memeluk agama Islam. Tak ada cara lain kecuali memasuki Tanah Batak, Silindung adalah pilihan utama karena jumlah penduduknya sangat besar, meskipun ditentang pemerintah Hindia Belanda, harus ditempuh melalui medan yang berat yaitu hutan belantara yang penuh marabahaya, serta kemungkinan ditolak bahkan bisa terbunuh.
Dr.H.Berkof dan Dr.IH Enklaar dalam sejarah Gereja mencatat, ”sungguhpun mula-mula pekerjaannya (pekerjaan Nommensen) amat susah dan ia sering ditimpa sengsara dan bahaya, tetapi ia bernubuat: Aku melihat seluruh daerah ini ditaburi dengan gedung-gedung gereja dan sekolah! Sekarang ramalan itu sudah di genapi, karena oleh strategi Zending yang cakap, pimpinan yang kuat, pekerja yang banyak dan latihan pengantar-pengantar jemaat dan guru sekolah dengan secukupnya dari permulaan, maka lama kelamaan Gereja Kristus di Tanah Batak meluas sampai menjadi Gereja muda paling besar di dunia.”:
Ditandai dengan didirikannya Universitas Nommensen (1954) dengan kira-kira 3.000 mahasiswa pada tahun 1971,dan suatu tata gereja baru (1962) yang dengannya dihapuskan sinode distrik. HKBP juga mengembangkan usaha pendidikan dan penginjilan dikalangan orang-orang Jawa di Sumatera Timur, orang-orang Sakai di Riau, dan di Malaysia. Pada permulaan tahun 1960-an HKBP hampir mempunyai 900.000 anggota di sumatera dan banyak jemaat di pulau lainnya dan di Singapura.
Dalam perkembangannya HKBP beberapa kali mengalami peristiwa “ditinggalkan jemaat”, di mulai tahun 1927 dengan berdirinya Mission Batak, disusul Huria Christen Batak (HCB), Punguan Kristen Batak (PKB), dan Huria Kristen Indonesia (HKI). Pada tahun 1964 sejumlah anggota keluar dan menamakan diri Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI). Atas kemelut HKBP yang terjadi pada tahun 1990-an sejumlah anggota juga banyak yang pindah ke Gereja lain. Menurut Almanak HKBP tahun 2007 HKBP memiliki 3.139 gereja yang tersebar di Indonesia bahkan di Singapura dan Amerika Serikat. Dengan jumlah lebih dari 5 juta jemaat HKBP di catat sebagai lembaga keagamaan dengan jumlah angota terbesar ketiga setelah Nahdatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah.
Gereja HKBP
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada akhir tahun 1920-an, sebuah sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan kepada bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.
BAB V
PENGAPLIKASIAN ADAT ISTIADAT MASA KINI
Upacara adat
Kehidupan masyarakat batak adalah kehidupan yang sangat menjujunjung tinggi aatnya.Bahkan sebelum lahir ke dunia pun sudah melakoni adat sampai seorang Batak tersebut meninggal dan menjadi tulang belulang masih ada serangkian adat, bukan rumit tapi adt batak menunjukkan bahwa DALIHAN NATOLU yang didalamnya adalah somba marhula - hula, Elek marboru,Manat mardongan tubu dan selalu terlihat pada saat perayaan serta syukuran dan adat yang digunakan sebagai penanda didalamnya. Beberapa macam Adat Batak Toba :
Upacara Adat Mangirdak atau mangganje/mambosuri boru (adat tujuh bulanan)
Upacara Adat Mangharoan
Upacara adat mangharoan adalah upacara adat yang dilaksanakan setelah dua minggu kelahiran bayi untuk menyambut kedatangan bayi tersebut dalam keluarga tersebut.
Upacara Adat Martutu aek
Adat pemberian nama kepada bayi , namun pada saat ini sudah jarng dilakukan kepada bayi karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama .
Upacara Adat Marhajabuan
Upacara adat pernikahan sesuai dengan adat Batak Toba, Marhajabuan (berumag tangga). Jenis-jenis upacara pernikahan adat batak :
1) PATIUR BABA NI MUAL (Permisi dan mohon doa restu tulang)
2) MARHORI HORI DINGDING (Perkenalan keluarga secara tertutup)
3) MARHUSIP (Perundingan diam diam & Patua dan Hata (Melamar secara
resmi
4) MARTOMPUL
5) MARTONGGO RAJA DAN MARIA RAJA (Pesta pertunangan )
Upacara Adat Manulangi
Upacara adat yang diberikan kepada orang tua yang lanjut usianya dengan menyuapi/menyulangkan makanan kesukaan oleh anak dan cucunya.
Upacara adat Hamatean
Ketika seseorang batak meninggal disesuaikan dengan adat batak toba apakah adat yang akan dibuat jika seseorang meninggal sebagai sari matua, saur matua, maulibulung.Upacara adat mangongkal holi
Upacara adat penggalian tulang belulang orang tua yang telah meninggal untuk dimasukkan kedalam tugu ( monument yang lebih bagus dari sebelumnya unuk menghormati orang yang sudah meninggal )
Pengaplikasian Adat Istiadat Masa Kini
Di zaman modern yang serba mudah dan serba cepat ini, semua orang lebih menyukai sesuatu yang praktis, instan, dan tidak merepotkan. Hal itu juga sama di rasakan oleh suku batak masa kini, apalagi yang tinggal di kota metropolitan. Membuat persiapan upacara adatnya sendiri dalam acaranya sendiri kadang terasa berat bagi mereka.Bukan karena masalah biaya tetapi karena ketidakpraktisan dalam melaksanakannya.
Suku Batak masa kini yang tinggal di kota metropolitan biasanya lebih suka melaksanakan acara pernikahannya yang seharusnya dilakukan di wisma disertai dengan upacara adat istiadatnya, di hotel bintang, apalagi jika dia adalah orang yang ‘mampu’. Para tamu dibatasi, makanan disediakan oleh hotel, tidak ada keributan musik gondang dengan volume keras, tidak ada keributan berebut makanan, tidak ada pedagang asongan yang berkeliaran seperti di wisma dan yang paling penting adalah kebersihan lingkungannya sudah pasti terjamin.
Memang masih ada yang memegang teguh adatnya. Itupun karena adanya orangtua mereka yang memang masih mencintai tradisi budaya nya sendiri, dan mengingatkan anak-anaknya untuk melakukan upacara sesederhana mungkin dan dapat dilihat oleh seluruh anggota keluarga nya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Eksistensi Identitas Suku Batak di zaman yang modern ini tampaknya mulai mengalami kemerosotan. Seperti yang kita ketahui dari ke-6 Identitas Suku Batak yang paling terkenal, mulai jarang diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari suku batak di era yang modern ini. Generasi muda batak yang lahir di zaman ini mungkin saja terkena imbasnya, seperti tidak mengetahui dan mengenal identitas suku nya sendiri.
Mungkin saja mereka tidak mengetahui seperti apa bentuk ulos, seperti apa silsilah marga nya, seperti apa kebudayaannya, seperti apa alat musik tradisional, seperti apa rumah tradisionalnya dan seperti apa pakaian tradisionalnya jika kita generasi sekarang tidak mulai menghargai dan mengenakan semua identitas tersebut sebagai kebanggaan tersendiri.
Saran
Kita sebagai generasi muda masa kini bisa menggunakan simbol-simbol untuk menunjukkan jati diri kita sebagai suku batak. Contohnya kita bisa menggunakan baju batik dengan motif gorga saat kita pergi ke kampus sekali seminggu.
DAFTAR PUSTAKA
Silahkan berikan +1 jika artikel ini bermanfaat bagi anda dan tinggalkan komentar. Merci!! ^_^
11:26
05-11-2016